kurang bahagia . fankie sugab.n

mari kita berjuang melawan hari

PULANG

Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Daun-daun masih basah setelah semalam di guyur hujan. Kamar terlihat masih bergumul di dalam sarungnya. Hari itu Ia tidak masuk kerja. Ia ingin pulang ke kampung halamannya.

Kerinduan terhadap kampung halamannya terasa mengoyak dada. Sudah hampir lima tahun, Kamar emninggalkan kampung halaman. Pergi merantau ke Jakarta. Menjadi seorang tukang bangunan. Bekerja demi tanggung jawabnya sebagai seorang laki-laki.

Kerinduan pada emaknya yang telah renta, serta kerinduan pada Surti, gadis yang sejak remaja di taksirnya memuncak. Cintanya bertepuk sebelah tangan, bukan karna siapa-siapa, melainkan karna Ia pengangguran. Lelaki miskin. Mana ada yang mau perempuan menikah dengan laki-laki pengangguran ?

Kini setelah lima tahun merantau, Kamar ingin membuktikan pada gadisnya kalau ia telah menjadi orang yang sukses. Surti pun telah bersedia untuk menjadi istrinya. Emak dan keluarga di kampung jug atelah diberitahu tentang kepulangannya. Mungik besok atau lusa Kamara akan tiba di kampung halaman. Dilhatnya buku tabungan. Angka sejumlah Rp.10.000.000 juta rupiah terpampang di buku kecil berwarna coklat itu.

Kamar tersenyum. Hasil kerja keras dan laku prihatinnya membuat tabungannya semakin bertambah. Angka yang cukup untuk menaklukan gadis pujaannya. Angka yang cukup untuk meminang sekaligus mengadakan syukuran perkawinan. Meskipun hanya syukuran kecil-kecilan.

Izin kerja pada mandornya selaama dua pekan teah di kantonginya. Kamar tinggal mempersiapkan barang-barang yang hendak di bawa serta mengurus tiket untuk perjalaln pulang.

Kamar memilih untuk naik kereta api. Selain ongkosnya murah juga tidak perlu pindah ke beberapa bus. Kereta api KertaJaya jurusan Jakarta-Surabaya menjadi pilihannya. Di dalam kereta api, Kamar mendapat tempat duduk di tepi jendela. Disebelahnya, tampak seorang perempuan cantik. Usianya masih muda, seusia dengan Surti. Dengan blouse warna ungu. Menjadikan perumpuan itu tampak semakin anggun. Tas kecil tercangklong di pundak perempuan itu. Kamar acuh dengan perempuan itu. Yang ada dalam pikirannya hanya keinginan untuk secepatnya sampai di kampung halaman bertemu dengan emak dan juga surti. Hening menyelimuti pikirannya. Lamunan panjang menemani perjalanan kamar.

0 komentar:

Posting Komentar

Ipsum Tempor

Followers

About Me

Foto saya
aku akan menemukanmu diantara rumput yang bergoyang (@fangkibagusn)

Guest Book